05 November 2009

Waktu Dhuha

“Demi waktu dhuha. Dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak akan meninggalkan kamu dan tidak pula membencimu. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti memberimu karuniaNya, lalu hati kamu menjadi puas.” (QS Addhuha[93]:1-5)



Waktu dhuha adalah salah satu waktu yang Allah SWT sebut di dalam Al Qur’an dan bersumpah dengannya. Ia tidak disebut dan tidak pula dijadikan sumpah kecuali memiliki hikmah yang tersirat di baliknya.



Dhuha memiliki arti permulaan siang atau awal terbitnya matahari. Ia juga bisa diartikan sebagai waktu siang, lawan kata malam.



Di dalam AlQuran, Allah SWT menjelaskan bagaimana waktu siang semestinya digunakan untuk mengerjakan aktivitas yang produktif, sebagai firmanNya, “Dan Kami jadikan waktu siang untuk mencari penghidupan.” (QS Annaba[74]:11).



Nabi Muhammad SAW pernah mendoakan orang-orang seperti ini, “Ya Allah, berikanlah kebrkahan kepada umatku di waktu pagi mereka.” (HR Attirmidzi). Kenapa waktu pagi? Karena ia menjadi awal di mana aktivitas sepanjang siang siap dimulai.



Di siang hari, Nabi Muhammad SAW mengingatkan mereka agar tidak terlena dalam aktivitas kerja mereka, menyempatkan waktu untuk mengerjakan shalat dhuha. Sahabat Abu Hurairah berkata, “Rasul SAW pernah memberikan wasiat tiga hal kepadaku, yaitu puasa tiga hari di tengah bulan (Hijriah), shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).



Allah SWT juga menjelaskan bagaimana waktu malam seharusnya digunakan untuk beristirahat, Allah SWT berfirman, “Dia menyingsingkan waktu pagi dan menjadikan waktu malam untuk beristirahat.” (QS Al An’am [6]:96).



Begitulah Allah SWT mengarahkan manusia untuk memanfaatkan putaran waktu dengan baik dan tepat. Di sisi lain, Dia mengingatkan manusia agar tidak terlena dalam aktivitas kerja mereka di senpanjang siang, dan terlarut dalam istirahat mereka di sepanjang malam.



Saat di malam hari, Allah SWT membangunkan mereka agar tidak larut dalam istirahat mereka. Dia mengingatkan, “Dan pada sebagian waktu malam, kerjakanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu. (QS Al Isra [17]:79)


Dari keterangan di atas, Allah dan Rasulnya seolah hendak mengingatkan bahwa aktivitas apapun yang dikerjakan manusia, di sepanjang siang dan malam, seharusnya tidak membuyarkan kesadaran mereka akan Allah SWT. Dan sebaiknya, ibadah kepada Allah seharusnya tidak menghalangi mereka untuk bekerja.

Penulis:
Juman Rofarif
Sumber: http://hikmah08.multiply.com/journal/item/12

Read more...

12 December 2008

Waktu

Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Kita bisa lahir tumbuh dan berkembang hingga sekarang merupakan hasil perjalan waktu yang cukup panjang, dimulai dari proses orang tua kita melakukan hubungan, proses pembuahan sel dalam rahim, proses pembentukan air mani mnjadi segumpal darah, proses peniupan ruh dalam rahim, sampai akhirnya kita dilahirkan dan tumbuh berkembang sampai saat ini. dan kita pun sekarang lagi menunggu waktu saat-saat akhir kehidupan.

Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Skala waktu diukur dengan satuan detik, menit, jam, hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu), bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember), tahun, windu, dekade (dasawarsa), abad, milenium (alaf) dan seterusnya.

Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masysrakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.

Untuk mengukur skala waktu yang berlangsung sangat cepat (di dalam dunia elektronika dan semikonduktor), kebanyakan orang menggunakan satuan mili detik (seperseribu detik), mikro detik (seper satu juta detik), nano detik (nanoseconds), piko detik (picoseconds), dst.

Dalam dunia fisika, dimensi waktu dan dimensi ruang (panjang, luas, dan volume) merupakan besaran pengukuran yang mendasar, selain juga berat masa dari suatu benda (time, length and mass). Gabungan dari waktu, ruang dan berat masa ini dapat dipakai untuk menceritakan dan menjelaskan misteri alam semesta secara kuantitatif (berdasarkan hasil pengukuran). Misalnya tenaga (energi) dinyatakan dalam satuan ukuran kg*(meter/detik)kwadrat atau yang sering kita kenal sebagai satuan watt*detik atau joule.

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP